Moneter.id – Jakarta – PT Bank Mega Syariah mencatat outstanding pembiayaan rumah hingga Juli 2024 meningkat 8,16% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Selama tiga tahun terakhir atau 2021 hingga 2023, pembiayaan rumah Bank Mega Syariah naik rata-rata 25% yoy,” kata Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah Raksa Jatnika Budi di Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Untuk tahuh ini, Kata Raksa, Bank Mega Syariah menargerkan pembiayaan rumah hingga Desember tahun ini dapat tumbuh lebih dari 15% - 20% secara tahunan (yoy).
“Untuk mencapai target tersebut perseroan menjalankan strategi yang meliputi pemilihan segmen nasabah yang tepat, percepatan proses layanan, penawaran harga spesial, dan program-program menarik lainnya,” beber Raksa.
Menurutnya, pembiayaan rumah pada tahun ini menghadapi tantangan, seiring dengan tingginya suku bunga pinjaman yang mempengaruhi akses masyarakat terhadap kredit pemilikan rumah (KPR).
“Kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) juga menurun, dari 229.000 unit rumah subsidi pada tahun 2023 menjadi hanya 166.000 unit rumah subsidi pada tahun ini,” ujarnya.
Kata Raksa, pihaknya tetap optimistis bahwa pembiayaan rumah dapat tumbuh positif hingga akhir tahun. Menurut dia, prospek pembiayaan rumah masih besar. Hal ini didorong oleh minat investasi masyarakat dan tingginya backlog perumahan dibandingkan dengan jumlah kepala keluarga (KK) di Indonesia.
Bank Mega Syariah memiliki produk Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) unggulan seperti Flexi Home, yang memungkinkan nasabah untuk membeli rumah maupun apartemen dengan tenor hingga 20 tahun.
“Pada tahun 2024, nasabah dapat menikmati harga spesial, diskon biaya administrasi, dan biaya-biaya yang dapat dipotong dari pencairan,” ucap Raksa.
Selain itu, Bank Mega Syariah juga berkomitmen memudahkan masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah melalui skema FLPP dengan produk Flexi Sejahtera.
Pada Juli 2024, catat perseroan, pembiayaan Flexi Sejahtera meningkat lebih dari 5% year to date (ytd) dan telah berkontribusi sekitar lebih dari 12% dari total volume pembiayaan rumah secara keseluruhan.
Perseroan mencatat, PPR masih menjadi penopang utama pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah dengan total volume outstanding PPR mencapai lebih dari 61% dari total pembiayaan konsumer per Juli 2024.
“Pembiayaan tanpa agunan (PTA) berkontribusi lebih dari 19%. Sementara kontribusi sisanya berasal dari pembiayaan FLPP, pembiayaan kendaraan bermotor, dan pembiayaan multiguna,” tutup Raksa.