Moneter.id – Jakarta – Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut
penyimpanan karbon (CCS/CCUS) merupakan
teknologi yang mampu menjawab tantangan ekonomi global.
"Karena CCS/CCUS
itu bukan hanya net zero emission, tapi
ke depannya menjadi sebuah bisnis baru," kata Dwi di Jakarta, Senin (11/9).
Dwi mengatakan bahwa
pemerintah sedang menyiapkan regulasi terkait proyek CCS/CCUS guna memperjelas
aspek hukum dalam proses investasi dalam sektor tersebut.
Namun, Dwi tidak
menjelaskan jumlah potensi ekonomi yang didapatkan dari proyek-proyek tersebut.
Menurut dia, perhitungan itu pun masih dianalisis bersamaan dengan proses
perancangan regulasi.
Di samping potensi
ekonomi, menurutnya regulasi itu ke depannya bakal membahas hal teknis yang
menyangkut isu sosial di lokasi proyek CCS/CCUS tersebut.
"Kalau terjadi
bocor kan sama saja kita membawa limbah, maka dari itu ada juga ongkos
sosial," kata dia.
Berdasarkan studi SKK
Migas, wilayah Indonesia mampu menyimpan CO2 sebanyak 12,2 miliar ton. Menurut
dia, sejumlah perusahaan BUMN maupun asing di Indonesia pun sudah mempraktikkan
CCS/CCUS untuk mengurangi emisi.
Adapun CCS/CCUS
merupakan teknologi untuk penangkapan dan penyimpanan karbon sebagai alah satu
solusi untuk menangani perubahan iklim global akibat emisi gas rumah kaca.