Moneter.id – Jakarta – KOLTIVA,
perusahaan teknologi global rintisan terkemuka dengan lebih dari 11 tahun
pengalaman di bidang pertanian berkelanjutan dan ketertelusuran rantai pasok di
61 negara, meluncurkan Solusi EUDR
inovatif. Dirancang untuk membantu perusahaan dalam mematuhi
regulasi EUDR, yang mewajibkan laporan uji kelayakan/Due Diligence yang
ketat. Proses ini mencakup Pengumpulan Data terkait asal-usul produk, termasuk
data geolokasi yang spesifik, memastikan produk bebas deforestasi dan mematuhi
regulasi setempat.
Pengukuran Risiko (Risk Assessment) untuk mempertimbangkan
beberapa faktor seperti tingkat risiko negara dan keberadaan hutan. Selain itu,
perusahaan diharuskan menerapkan langkah-langkah Mitigasi Risiko (Risk
Mitigation) seperti audit dan dukungan pemasok. Tak hanya itu, regulasi ini
juga mewajibkan pelaporan tahunan kepada publik terkait sistem uji tuntas dan
pemeliharaan dokumentasi terkait setidaknya selama lima tahun.
Menanggapi kebutuhan regulasi ini, KOLTIVA
mengembangkan solusi terkini untuk membantu perusahaan melalui pendekatan
modular yang terdiri dari, KoltiTrace MIS (Management Information System).
Platform pemetaan dan ketertelusuran yang membantu pemasok swadaya untuk
memenuhi peraturan EUDR.
Selain itu, pendekatan kedua, KoltiSkills yang
memungkinkan processors dan manufactures untuk mendapatkan
layanan lapangan atau bantuan pihak ketiga dalam proses implementasi pengadaan
bahan berkelanjutan bersama produsen/petani. Layanan ini mencakup pemetaan
rantai pasok, dukungan penelusuran transaksional, dan layanan mitigasi risiko.
Tambahan terbaru pada pendekatan modular KOLTIVA untuk
solusi EUDR adalah Verifikasi Data. Solusi ini memungkinkan produsen memetakan
dan memverifikasi data rantai pasok mereka secara mandiri, termasuk pemasok
yang menggunakan platform lain atau KoltiTrace tanpa memanfaatkan layanan
KoltiSkills. Data dievaluasi berdasarkan kelengkapan, kualitas, dan kepatuhan
EUDR, dan kunjungan verifikasi sampel dapat dijadwalkan sesuai permintaan.
“Kami melihat EUDR lebih dari sekadar peraturan; ini
adalah sebuah sebuah misi, elemen penting dari Kesepakatan Hijau Eropa
(European Green Deal), yang mendorong netralitas iklim pada tahun 2050. Dengan
mematuhi peraturan tersebut, akan semakin banyak perusahaan di dunia yang turut
berkontribusi dalam upaya global memerangi deforestasi, faktor penting dalam
perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Dengan tenggat waktu
kurang dari satu tahun, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk membantu dunia
usaha dalam mencapai kepatuhan. Kami siap menyediakan keahlian, teknologi, dan
layanan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi sekaligus mendorong masa
depan dan bumi yang berkelanjutan," kata Manfred Borer, CEO and
Co-Founder KOLTIVA.
Kata Borer, hal ini menandakan tonggak penting dalam
perjalanan kita menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dengan
meluncurkan solusi EUDR, KOLTIVA berkomitmen penuh untuk membantu perusahaan
mematuhi dan memerangi deforestasi dengan metode modular kami yang dapat
diandalkan, disesuaikan, dan melampaui ketertelusuran.
“Kami mendukung perusahaan dengan solusi teknologi dan
layanan yang menavigasi peraturan Uni Eropa mengenai deforestasi memanfaatkan
platform ketertelusuran kami yang kuat, KoltiTrace, layanan pendampingan untuk
pengadaan bahan baku berkelanjutan melalui KoltiSkills, dan solusi ahli untuk
laporan uji kelayakan dan analisis EUDR yang komprehensif, Verifikasi Data,"
ujarnya.
Regulasi tersebut mengharuskan kepatuhan lebih dari
50,000 perusahaan yang melakukan importasi atau memproses salah satu dari tujuh
komoditas, termasuk minyak sawit, kakao, kopi, karet, kayu, kedelai, produk
hasil ternak, dan turunannya seperti kulit dan mebel. Selain itu, perusahaan
non-Uni Eropa yang bergerak dalam aktivitas perdagangan di Eropa juga
diwajibkan untuk mematuhi regulasi ini. KOLTIVA berkomitmen untuk memastikan
proses kepatuhan yang cermat mulai dari pemetaan rantai pasok dan pengukuran
risiko, verifikasi koneksi rantai pasok, pelatihan dan pemantauan, pemetaan
deforestasi, mitigasi risiko, hingga laporan uji kelayakan dan analisis EUDR (due
diligence).
Platform KoltiTrace MIS memungkinkan
Pengolah/Processors untuk melakukan Pemetaan Rantai Pasokan dan Pengukuran
Risiko, memastikan kepatuhan produsen yang komprehensif. Platform tersebut
menyederhanakan pencatatan koneksi rantai pasok serta menawarkan dukungan ahli
implementasi untuk perusahaan yang membutuhkan sumber daya di lapangan. Untuk
memastikan ketertelusuran transaksi, KOLTIVA melakukan Verifikasi Koneksi
Rantai Pasokan dari perkebunan hingga pemroses, bekerja sama dengan dealer,
agen, dan kolektor setempat untuk mendokumentasikan ketelusuran dengan mencatat
transaksi dari petani yang telah dipetakan. KOLTIVA meninjau data transaksional
untuk mengidentifikasi petani baru dan yang dipetakan dalam rantai pasok.
Dilakukannya Pelatihan dan Pemantauan berperan penting
dalam kepatuhan EUDR. Agen Lapangan Pendukung Bisnis (Field Agent Business
Support) menawarkan pelatihan dan pemantauan di tingkat pedagang/kolektor/agen
untuk memastikan implementasi yang tepat, kepatuhan regulasi, mitigasi risiko,
dan transparansi. Di sisi lain, dengan memanfaatkan platform ketertelusuran
yang kuat, Peta Deforestasi KOLTIVA memberikan data historis tentang hilangnya
tutupan hutan (tree cover loss), memungkinkan analisis mendalam dan
meningkatkan akurasi serta deteksi dan pemantauan deforestasi.
KOLTIVA menyediakan inisiatif Mitigasi Risiko, seperti
pelatihan petani yang dipersonalisasi dan bantuan dalam memperoleh legalitas
tanah. Melalui pelatihan tatap muka berbasis data, program ini berfokus pada
petani yang belum memenuhi syarat EUDR, membantu dalam merumuskan rencana
pengembangan pertanian dan mempercepat penerapan Praktik Pertanian
Berkelanjutan (GAP).
Due
Diligence merupakan bagian integral dari kepatuhan EUDR, yang
disederhankan oleh platform KoltiTrace yang secara otomatis dapat menghasilkan
laporan uji kelayakan dan analisis EUDR untuk pengolah dan pemasok utama. Fitur
ini dapat memberikan dokumen pembuktian untuk proses pengajuan kepatuhan,
menjamin transparansi, dan akuntabilitas di seluruh rantai pasok.