Moneter.id – Jakarta – Kepala
Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan
Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengimbau
anak muda untuk selalu mewaspadai platform investasi ilegal jika ingin
menginvestasikan Tunjangan Hari Raya (THR) yang mereka dapat selama Lebaran
2024.
“Supaya
tidak masuk ke dalam berbagai skema penipuan, selalu ingat prinsip 2L, yaitu
legal dan logis ya,” kata Dewi belum lama ini.
Dewi
bilang, masyarakat seharusnya patut curiga terhadap penawaran investasi yang
terlalu berlebihan dan terkesan sangat bagus (too good to be true). Jika
merasa khawatir, publik dapat mengecek legalitas platform investasi tersebut
dengan menghubungi call center OJK di 157.
Sejauh
ini pihaknya telah menerima berbagai aduan dari masyarakat terkait penawaran
investasi melalui iklan yang menawarkan imbal hasil tetap dengan syarat calon
investor harus mengerjakan misi-misi tertentu, menjaring anggota baru (member
get member), atau menyetorkan uang dengan jumlah tertentu (money game).
“Kemudian
penawaran investasi dengan menggunakan logo dan nama perusahaan yang telah
berizin atau disebut personifikasi juga banyak ditemukan pada platform media
sosial seperti di Telegram,” ucap Friderica.
Selain
platform investasi ilegal, ia juga menyatakan bahwa terdapat penawaran pinjaman
atau pendanaan yang tidak berizin.
Ia
pun mendorong generasi muda untuk belajar mengelola keuangan dan investasi
melalui berbagai modul yang disediakan pada Learning Management System Edukasi
Keuangan (LMSKU) OJK.
Meskipun
kini jumlah investor berusia di bawah 30 tahun telah mencapai 56,29 persen,
namun Friderica menuturkan bahwa masih banyak anak muda yang bertindak
konsumtif dan terjerat hutang pada platform pinjaman online (pinjol) maupun buy
now, pay later (BNPL).
Ia
menyatakan bahwa hal tersebut menjadi perhatian OJK saat ini agar produk-produk
pembiayaan pinjol dan BNPL dapat di manfaatkan secara positif dan tidak membuat
pengguna cenderung menjadi ketergantungan dan konsumtif.
“Hal
ini terus kita sosialisasikan kepada anak-anak muda di Indonesia supaya mereka
mulai gemar menabung dan berinvestasi, serta hanya memanfaatkan platform pinjol
maupun BNPL untuk kebutuhan yang benar-benar produktif ataupun mendesak,”
ujarnya.